Hutan - Cerpen Hutan Rimba Pagi hari ayahku sudah bangun, dengan seragam lapangan ia siap bertugas. Ayahku adalah seorang penjaga hutan yang ditugaskan oleh pemerintah mengawasi keadaan hutan di sekitar desa tempat kami tinggal.
Sudah hampir 30 tahun ia bekerja, meski upah yang didapat terbilang kecil. Ia hanyalah tamatan SMP saja jadi upahnya pun sesuai dengan ijazahnya. Namun itu sudah cukup untuk hidup keluarga kami.
Hari ini aku diajak ayah untuk ikut berkeliling mengawasi batas-batas hutan. Aku pun dengan snang hati menuruti ajakan tersebut. ‘Putri yuk ikut ayah ke hutan, kita lihat-lihat burung dan pepohonan nan hijau nak’, Kata Ayah. “Yuk yuk yah”
Baca juga: Pantun tentang hutan
Sekitar 10 menit aku sampai di pos jaga pertama. Ayah terlihat seibuk mengecek keadaan sekitar. Lalu ia berkata “aman”. Kami melanjutkan perjalanan ke pos 2, disini ada air terjun yang aliran airnya sangat deras, bahkan sangat deras.
Jujur aku baru pertama kali ke air terjun ini. Panoramanya sangatlah indah dan udaranya pun sangat sejuk. Air yang jatuh masih jernih dan dingin.
15 menit kami menikmati keindahan air terjun itu berdua. Bagiku ini sangatlah istimewa, mengapa ? karena aku bisa melihat keindahan air terjun secara langsung.
Kami pun melanjutkan perjalanan ke pos 3. Sampai disini ada sebiha pohon raksasa tempat bertenggernya banyak sekali satwa burung. Kicau burung yang tak pernah ku dengar di desa kini puas aku dengarkan.
Burungnya pun beraneka ragam, suaranya merdu dan mereka berwarna-warni. Kata ayahku pohon ini adalah pohon yang berbuah sepanjang tahun, sehingga banyak burung yang bertengger untuk makan buahnya.
Tak lama kami berlanjut ke pos 4. Di pos ini cukup seram karena sepi dan banyak pohon besar yang rapat. Tapi udara disini sangat sejuk, meski seram aku sebenarnya betah berlama-lama disini.
Ayah kemudian mengajaku ke pos selanjutnya, namun kali ini aku bertanya terlebih dahulu tentang jumlah pos yang ada. Kata ayah ada 25 pos, dan itu semua harus di kontrol. Jadi perlu seharian untuk mengelilingi semua pos ini.
Pos demi pos kami lalui dan keadaanya aman. Tidak ada gangguan dari orang-orang yang berniat merusak kawasan hutan. Aku dan ayah pun senang.
Sore hari kami tiba di pos terakhir, dari sini nampak pemandangan yang menakjubkan, pos 25 terletak di bukit yang sangat tinggi sehingga hamparan pemandangan tersaji secara luas. Tak kusangka disini ayah menghujani aku dengan banyak pertanyaan hasil perjalanan tadi.
Ayah: Putri hari ini kamu lihat apa saja
Aku: banyak yah, banyak banget
Ayah: coba sebutkan apa saja
Aku: Pohon, burung, air terjun, rumput, pemandangan, hutan, sungai dan banyak lagi yah. Memangnya kenapa yah, kok ayah bertanya seperti itu.
Ayah: Ya pengen aja put. Oa kira-kira untuk waktu kedepan apa yang kamu lihat tadi masih ada ya put.
Aku: Ya jelas lah yah, jelas masih ada. Memangnya itu semua bakal hilang. Tidak Kan.
Ayah: haha kok kamu bisa bilang seperti itu put
Aku: ya iya lah yah
Ayah: put, belum tentu semua yang kamu lihat tadi akan tetap ada dimasa depan. Bahkan besok pun bisa hilang kok.
Aku: hah, gak mungkin lah yah
Ayah: pohon yang kita lihat bisa sewaktu-waktu hilang terbakar atau ditebang orang-orang. Burung yang ramai pun bisa hilang karena diburu oleh orang. Jika tidak dijaga maka semuanya bisa saja musnah put
Aku: oh begitu ya yah, jadi fungsi ayah menjaga hutan rimba ini adalah agar yang kita lihat tadai tetap lestari ya yah
Ayah: tepat sekali put.
Hari itu aku belajar banyak tentang bagaimana seorang ayah ku yang menjadi seorang penjaga hutan. Cukup berat tugasnya untuk memastikan hutan tetap dalam kondisi yang aman. Pagi hingga sore ia berjaga. Namun terkadang hanya 10 menit saja orang mampu merusak ekosistem hutan. Sungguh mengenaskan.
Semoga ayah tetap sehat agar hutan tetap terjaga. Aku akan membantu dengan menyebarkan slogan dan kata-kata bijak tentang menjaga hutan kepada teman teman ku, agar mereka sadar pentingnya hutan.
Nah, itulah contoh cerpen tentang hutan rimba. Semoga dapat menginspirasi anda. Jaga hutan jaga alam dan jaga lingkungan untuk masa depan.
Tags
Kuliah Kehutanan